Desa malino adalah salah satu dari 15 desa yang ada di Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah. Berjarak 20 Km dari Ibu Kota Kecamatan dan 18 Km dari Ibu Kota Kabupaten.
Dalam sejarahnya Desa malino mulai dihuni sejak akhir dari perjanjian Bongaya Tahun 1811, dimana pada saat itu orang-orang bugis yang tidak sepakat dengan isi perjanjian tersebut bermigrasi dari Sulawesi Selatan ke Kawasan Sulawesi Tengah yaitu Donggala dan sekitarnya termasuk salah satunya adalah Desa malino. Pada awalanya Desa malino merupakan tempat membuka lahan pertanian baru dari penduduk yang bermukim di Desa Towale, Desa Limboro dan Desa Kola-Kola, mereka mendatangi kawasan Desa malino melalui pantai pada saat air laut sedang surut, kebiasaan menyisir pantai pada saat air laur sedang surut disebut NOSALE, oleh orang bugis kata NOSALE mengalami perubahan bunyi menjadi malino yang kemudian dibakukan menjadi DESA malino sampai saat ini.
Selain orang yang datang dengan NOSALE, diteluk malino berdasarkan fakta dan peninggalan yang ada, Desa malino pernah dihuni oleh Suku Bajo yakni suku yang sebagian besar hidupnya ada diatas Perahu. Hal ini dapat kita telusuri dengan beberapa orang warga lansia yang dapat berbahasa Bajo.
Dalam sejarahnya peradaban dibidang Pemerintahan Desa malino telah diperintah secara Demokratis oleh beberapa keturunan yang silih berganti dan menjadi taklukan dari pemerintah yang ada di Banawa. Pada saat itu di era modern, malino sudah mengenal pemerintahan sejak zaman Pemerintahan Belanda atau Kolonial dan salah satu yang dikenal pada saat itu adalah Kepala Kampung yang bernama SAMALA.